Komisi 4 DPRD Kota Bekasi Usulkan Kolaborasi Belajar Bersama Antar Sekolah Upaya Cegah Tawuran

Komisi 4 DPRD Kota Bekasi Usulkan Kolaborasi Belajar Bersama Antar Sekolah Upaya Cegah Tawuran

Minggu, 16 Juni

Bambang Purwanto, Anggota Komisi 4 DPRD Kota Bekasi.


Kota Bekasi, SUARA TOPAN - Anggota legislatif dari Komisi 4 DPRD Kota Bekasi, Bambang Purwanto mengusulkan perlunya setiap sekolah wajib menyelenggarakan agenda kolaborasi belajar bersama antar sekolah sebagai salah satu kegiatan untuk mencegah tawuran antar pelajar.

“Selama ini belajar di sekolah hanya di situ-situ saja, sehingga tidak saling kenal mengenal antar pelajar lain. Seharusnya ada kegiatan belajar gabungan antar sekolah yang berdekatan, atau yang memiliki kecenderungan untuk terjadinya tawuran atar sekolah,” beber Bambang.

“Dengan saling kenal mengenal karena sering bertemu dan berinteraksi maka jika terjadi masalah tidak akan berujung tawuran, namun diselesaikan secara baik-baik,” tambahnya.

Bambang Purwanto yang juga menjabat Wakil Ketua Fraksi PKS mendorong agar sekolah membuat peraturan yang tegas.

“Seperti bagi siswa-siswi yang terlibat dalam tawuran akan dikeluarkan dari sekolah. Sekolah wajib tegas terkait dengan pelanggaran dan memberikan hukuman yang bikin jera, ” ucapnya.

Namun begitu, lanjut Bambang pihak sekolah tidak hanya memberikan sanksi tapi memberikan pendidikan anti terhadap tawuran.

“Berikan pemahaman tentang buruknya tawuran bagi masa depan dan setiap siswa juga diajarkan terkait akhlak, sopan santun atau adab, ” ujarnya.

Pihaknya juga mendorong agar jika ada informasi terkait dengan rencana penyerangan terhadap pelajar sekolah lain maka harus diinformasikan ke guru atau pihak terkait agar dilakukan upaya pencegahan.

Aleg Dapil Bekasi Timur dan Bekasi Selatan ini juga mendorong agar Dinas Pendidikan, unsur Kepolisian dan sekolah serta orangtua mencari berbagai cara solusi dan terobosan baru dalam hal menanggulangi tawuran pelajar antar sekolah.

“Tentu saat siswa sudah paham, maka perlahan akan menciptakan persepsi dimana tawuran adalah kegiatan bodoh yang sia-sia sehingga banyak siswa yang sadar dan meninggalkan golongan dan kegiatan tersebut,” imbuhnya.

“Yang terakhir tentu sebagai orang-orang terdekat, keluarga, orang tua dan siapa saja agar dapat memperhatikan dengan siapa anak-anaknya bermain, lingkungannya seperti apa, hal ini harus menjadi perhatian penting agar sesuatu yang tidak diinginkan, tidak terjadi,” pungkasnya. (Adv).  
 

TerPopuler