Drs. Isfihani, MM. Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Samarinda |
Samarinda, SUARA TOPAN - Sesuai Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 4 Tahun 2022 tentang Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem di Indonesia yang ditargetkan tuntas pada 2024.
Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) 2022, dimana penduduk miskin di Kota Samarinda sesuai data Penasaran Percepatan Penghapusan Kemiskinan Ekstrem (P3KE) berjumlah 44.524 jiwa, dan 9.032 jiwa penduduk miskin ekstrem.
"Miskinnya sangat absolut, sangat di bawah garis kemiskinan dan kalau berdasarkan data yang belum dikonfirmasi sampai saat ini di lapangan saya berikan kepada teman-teman berjumlah 9.032 jiwa," kata Drs. Isfihani, MM Kepala Dinas Sosial dan Pemberdayaan Masyarakat Kota Samarinda di ruang kerjanya.
Dari jumlah 9.032 jiwa miskin ekstrem atau dibawah garis kemiskinan yakni salah satunya katagori yang paling utama adalah pengeluaran dalam satu bulan mereka tidak lebih besar dari Rp. 322 ribu.
Kenapa demikian, sebab jumlah tersebut masuk yang tidak bekerja atau pengangguran. "Di Kota Samarinda Provinsi Kalimantan Timur ini, paling banyak angka penganggurannya contoh, orang yang sudah nikah tapi ikut dengan orang tua tapi tidak bekerja. Itu yang dikatakan pengangguran alias golongan orang miskin," jelasnya.
"Memang benar pengentasan kemiskinan leading sektornya Dinas Sosial karena kita adalah penyandang masalah kesejahteraan sosial," tambahnya.
Tapi, jelasnya Dinas Sosial tidak bergerak sendiri kalau semua dinas keroyoki Insya'allah miskin ekstrem 2024 tuntas di kota tepian," imbuhnya.
Lanjutnya, selain itu adanya team yang sudah dibentuk yakni Team Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) diketuai Wakil Walikota Samarinda.
"Apabila hal itu berjalan, tinggal buat data
(asesmen) dan kita rencanakan pengentasan kemiskinan yang telah dibuat," harapnya.
"Ada 3 strategi pengentasan kemiskinan yang saya ketahui saat ini yakni, pertama, pengurangan beban pengeluaran mereka dengan memberikan Bantuan Langsung Tunai (BLT), Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dan lain sebagainya. Kedua, peningkatan pendapatan mereka dengan memberikan ketrampilan dan modal, sedangkan yang ketiga yakni, pengurangan kantong-kantong kemiskinan ada 3 dan paling banyak di daerah Samarinda Utara," tandas Isfihani. (Me-Rei).