H. Edi, Wakil Ketua 3 DPRD Kota Bekasi |
Kota Bekasi, SUARA TOPAN - Kebudayaan nusantara yang beragam, adiluhung, dan sangat kaya kearifan lokal menjadi kepribadian bangsa dan modal untuk meraih kemajuan. Karenanya semua elemen masyarakat dan pemerintah harus bersama-sama memajukan dan melestarikan budaya daerah.
Salah satu dampak negatif pembangunan adalah terkikisnya budaya daerah atau lokal. Ditambah lagi dengan masifnya arus informasi melalui gadget. Sehingga perlu upaya semua elemen masyarakat untuk menjaga dan melestarikan adiluhung budaya daerah.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua 3 DPRD Kota Bekasi H. Edi, S.Sos.I. Menurut politisi Golkar ini, meski modernisasi dengan gaya hidup barat sudah menjamur, namun budaya asli harus tetap dijadikan kearifan lokal yang wajib dilestarikan.
"Ini yang perlu dirawat bersama, sehingga bisa mengangkat kembali budaya daerah yang selama ini sudah mulai luntur," papar H. Edi, saat hadir dalam jaring aspirasi di Rumah Budaya, Kelurahan Jatiluhur, Kecamatan Jatiasih, Ahad (30/10).
Kota Bekasi merupakan salah satu kota yang terletak tidak jauh dari pusat kota Jakarta. Kota Bekasi sebagai kota patriot, kata Edi, juga menjadi tonggak sejarah lahirnya peradaban dan berdirinya negara Indonesia. Banyak situs dan bangunan sejarah, bahkan budaya lokal yang mulai terlupakan, khususnya generasi muda.
"Banyak potensi wisata sejarah di Kota Bekasi, contoh kita punya gedung papak di komplek perkantoran Pemkot Bekasi di Jl. Juanda, tugu perjuangan di kawasan alun alun M. Hasibuan. Belum lagi kawasan Pecinan Proyek, ini sebenarnya bisa dikembangkan oleh pemerintah sebagai warisan nilai sejarah dan budaya bagi generasi kita," papar Edi.
Karenanya, sebagai politisi kelahiran Jatiasih, H. Edi akan berkomitmen untuk menjaga dan mendorong budaya lokal di wilayah Kota Bekasi, khususnya Jatiasih dan Jatisampurna wilayah pemilihannya, untuk dilestarikan dan menjadi destinasi wisata. Seperti di Kampung Kranggan, Kecamatan Jatisampurna, terdapat tujuh mata air dan tradisi sedekah bumi yang digelar setiap tahun oleh masyarakat sekitar. Apalagi ini sebagai warisan budaya dan sejarah untuk diketahui orang luas.
"Ini nilai budaya yang mahal dan tidak semua daerah memiliki ini. Apalagi kalau ditarik sejarahnya, konon pernah disinggahi Prabu Siliwangi. Bahkan sedekah bumi di Kranggan menjadi agenda tahunan, sekaligus mendatangkan wisata," beber politisi yang tiga kali menjadi anggota DPRD Kota Bekasi.
Menurutnya, keberadaan pariwisata budaya harus dikembangkan dan mendapat perhatian serius oleh pemerintah. Karena bisa mendatangkan pendapatan daerah. Selain terjaga budayanya, kata Edi, sisi lain mendatangkan devisa, pendapatan daerah.
Edi menegaskan bahwa DPRD Kota Bekasi tengah menggodok peraturan daerah (perda) pemajuan kebudayaan. Di mana isinya, kata Edi, tentang perlindungan, pelestarian budaya lokal Kota Bekasi. Serta upaya pemajuan budaya, pada akhirnya Kota Bekasi memiliki gedung budaya. Untuk memberi ruang kretifitas seni dan pelestarian budaya.
"Di tengah pembangunan Kota Bekasi, sebagai daerah perdagangan dan jasa, keberadaan potensi nilai sejarah dan budaya harus terus dikembangkan. Hal ini bisa mendatangkan pendapatan asli daerah, juga wujud dari visi Kota Bekasi, cerdas, kreatif, maju, sejahtera dan Ihsan," pungkas Edi. (Adk).