Pembongkaran Proyek Turap "Bronjong" Kali Srengseng Belakang SDN 15 Wanasari - Cibitung |
Kabupaten Bekasi, SUARA TOPAN - Pembangunan turap bronjong kali Srengseng belakang SDN Wanasari 15, yang dikerjakan CV. Rasitabu Mandiri, diduga tidak sesuai Spesifikasi, sehingga pekerjaannya kembali dibongkar.
Hal itu dilakukan, karena mendapat teguran dari pihak Dinas bidang SDA maupun Konsultan Supervisi, akibat pekerjaan dianggap tidak sesuai, dengan intruksi dibongkar dan dikerjakan ulang.
Diketahui, kegiatan tersebut diselenggarakan oleh Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi (SDABMBK) Kabupaten Bekasi, dengan nomer SPMK 602.1/179.11/TENDER SPP-PPK-PSDA/DSDABMBK/2021, bernilai Rp. 394.183.770,00.
Dari pantauan tim Media di lokasi pekerjaan, ditemukan turap bronjong yang sudah terpasang kurang lebih 40 meter dibongkar kembali.
Kemudian, dibenarkan Tono selaku kepala tukang, dirinya mengatakan turap yang sudah terpasang agar dibongkar lagi.
"Kita mendapat intruksi dari bos, dan hasil rapat Dinas dengan konsultan. Apa yang kita telah kerjakan disuruh dibongkar lagi, kalau untuk tiang bor yang sudah tertanam dianggap hangus," ucap Tono saat pembongkaran.
Namun anehnya, Agus selaku Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Bidang SDA dan One Konsultan Supervisi saat dikonfirmasi melalui WhatsApp sampai dengan hari ini, Jumat (15/10) pihaknya tidak pernah merespon untuk dimintai tanggapan permasalahan turap yang di bongkar kembali tersebut.
Menanggapi hal itu, Yanto Purnomo, Ketua Komunitas Peduli Bekasi menyayangkan terkait dengan cara kerja Kontraktor CV. Rasitabu Mandiri di proyek pembangunan turap belakang SDN Wanasari 15.
Yanto menilai, dengan adanya proyek dilakukan pembongkaran artinya kontraktor tidak becus kerja. Lebih baik kedepannya tidak usah dikasih proyek lagi. Karena masih banyak kontraktor profesional, yang lebih baik dari pekerjaannya," ketus Yanto.
Yang harus lebih dipahami lagi, sambung Yanto, bilamana kontraktor melakukan pekerjaan tidak sesuai dengan yang tercantum di dalam gambar, sudah jelas ingin melakukan pengurangan spesifikasi volume.
Dengan itu, dirinya mendesak konsultan, agar harus lebih sering lagi kontrol ke lokasi guna mengecek progres kegiatan yang mereka kerjakan. "Jangan sampai pihak mereka leluasa mempermainkan item kualitas," tegas Yanto. (Tim/ST).