Bekasi, SUARATOPAN.COM – Dalam upaya mengenalkan revolusi industri 4.0, dan mengimplikasinya kepada pendidikan tinggi, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) Bina Dinamika, Alriesky Rahmat Saputra yang juga Mahasiswa Semester 4 Jurusan bahasa Inggris, Kabupaten Bekasi helat seminar Kemahasiswaan di Aula Kampus STBA Bina Dinamika, Minggu (28/4/2019).
Seminar itu bertajuk “Menjadi Remaja Daya Saing Peran Generasi Millenial di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Menentukan Arah Bangsa”, dan di hadiri 75 peserta dari kampus STBA Bina Dinamika dan STIT Nusantara Bekasi.
Menurut dia, yang harus dilakukan oleh mahasiswa atau generasi milenial di era revolusi indrustri 4.0 ini, generasi milenial harus memiliki salah satu kompetensi. Pasalnya di era revolusi industri banyak perubahan.
“Banyak hal yang harus di lakukan sebagai implikasinya. Mahasiswa harus punya gagasan dan tahu bahwa bentuk atau modal, model dan strategi bisnis, misal seperti bisnis transportasi tidak harus punya mobil atau kendaraan lainnya, bisnis akomodasi tidak harus punya hotel, untuk pendidikan tidak harus punya ruang belajar,” ucap pria yang karib di sapa Risky. Risky menuturkan, mahasiswa minimal harus punya modal wawasan, untuk di jadikan modal dasar saat mereka lulus dari kuliah.
“Sebagai model pembelajaran yang baru misalnya, jadi tidak hanya konvensional tatap muka, akan tetapi banyak metode pembelajaran baru yang harus di munculkan ke permukaan,” tuturnya.
Di era Industri 4.0 ini, lanjut Risky, menjadi salah satu gebrakan bagi para milenial untuk bisa memaksimalkan handphone pintarnya.
Perkuliahan saat ini, sambung Risky, bukan lagi ajang mencari ijazah saja, tapi kuliah itu mencari kompetensi.
“Karena ke depan, sebuah perusahaan tidak akan menanyakan lulusan S1, S2. Namun yang di tanya sebuah perusahaan adalah kompetensi dan sertifikasinya,” sambung dia.
Sementara Ketua STBA Bina Dinamika, Dr. Eddi Supriadi, SE.,M.Si mengapresiasi seminar yang dihelat mahasiswanya, dan dirinya merasa bangga atas terselenggaranya seminar tersebut.
“Saya sangat bangga sekali dengan seminar ini, mahasiswa terlihat tampak antusias menyimak paparan Sukmadi, S.Pd., M.Pd selaku narasumber hingga selesai. Apalagi di sesi tanya jawab, daya kritis mahasiswa muncul, lihat saja tadi pertanyaan yang di ajukan kepada narasumber cukup berbobot,” ungkap Eddi. (ST)
Seminar itu bertajuk “Menjadi Remaja Daya Saing Peran Generasi Millenial di Era Revolusi Industri 4.0 Dalam Menentukan Arah Bangsa”, dan di hadiri 75 peserta dari kampus STBA Bina Dinamika dan STIT Nusantara Bekasi.
Menurut dia, yang harus dilakukan oleh mahasiswa atau generasi milenial di era revolusi indrustri 4.0 ini, generasi milenial harus memiliki salah satu kompetensi. Pasalnya di era revolusi industri banyak perubahan.
“Banyak hal yang harus di lakukan sebagai implikasinya. Mahasiswa harus punya gagasan dan tahu bahwa bentuk atau modal, model dan strategi bisnis, misal seperti bisnis transportasi tidak harus punya mobil atau kendaraan lainnya, bisnis akomodasi tidak harus punya hotel, untuk pendidikan tidak harus punya ruang belajar,” ucap pria yang karib di sapa Risky. Risky menuturkan, mahasiswa minimal harus punya modal wawasan, untuk di jadikan modal dasar saat mereka lulus dari kuliah.
“Sebagai model pembelajaran yang baru misalnya, jadi tidak hanya konvensional tatap muka, akan tetapi banyak metode pembelajaran baru yang harus di munculkan ke permukaan,” tuturnya.
Di era Industri 4.0 ini, lanjut Risky, menjadi salah satu gebrakan bagi para milenial untuk bisa memaksimalkan handphone pintarnya.
Perkuliahan saat ini, sambung Risky, bukan lagi ajang mencari ijazah saja, tapi kuliah itu mencari kompetensi.
“Karena ke depan, sebuah perusahaan tidak akan menanyakan lulusan S1, S2. Namun yang di tanya sebuah perusahaan adalah kompetensi dan sertifikasinya,” sambung dia.
Sementara Ketua STBA Bina Dinamika, Dr. Eddi Supriadi, SE.,M.Si mengapresiasi seminar yang dihelat mahasiswanya, dan dirinya merasa bangga atas terselenggaranya seminar tersebut.
“Saya sangat bangga sekali dengan seminar ini, mahasiswa terlihat tampak antusias menyimak paparan Sukmadi, S.Pd., M.Pd selaku narasumber hingga selesai. Apalagi di sesi tanya jawab, daya kritis mahasiswa muncul, lihat saja tadi pertanyaan yang di ajukan kepada narasumber cukup berbobot,” ungkap Eddi. (ST)