Cikarang, SUARATOPAN.COM - Warga dari enam RW di Desa Wanajaya, Kecamatan Cibitung mengeluhkan pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Pasalnya, dampak pembangunan infrastruktur tersebut menimbulkan sejumlah persoalan.
Seperti banjir, debu tanah merah hingga dinding dan lantai rumah yang retak akibat pembangunan jalan tol tersebut.
“Ada 15 rumah yang retak. Dindingnya retak, lantai juga retak,” kata Hasbiallah, salah seorang warga Desa Wanajaya, usai audiensi di Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Senin (7/1/2019).
Lelaki yang biasa disapa Oky ini mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Oleh karena itu warga yang terdampak dari pembangunan jalan tersebut mengadu ke DPRD Kabupaten Bekasi.
Camat Cibitung Hasan Basri membenarkan ada enam RW yang terdampak banjir dari pembangunan tersebut. Warga, kata dia, mengeluh tidak adanya saluran air sehingga pemukiman terendam banjir.
“Warga juga berkeinginan ada perbaikan infrastruktur di lingkungannya. Seperti jalan dan saluran air. Cuma itu aja,” katanya.
Dari hasil audiensi antara warga dengan pengembang Jalan Tol Cibitung-Cilincing, kata Hasan, menghasilkan 16 poin.
“Intinya warga minta kompensasi perbaikan dan peningkatan jalan lah. Apalagi lingkungan mereka juga ada yang banjir. Jadi drainase juga diperbaiki,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik PT Cibitung Tanjung Priok Tollway Port, Ari Sunaryono mengatakan, kesepakatan dari hasil audiensi akan ditindaklanjuti.
“Yang bisa kita laksanakan ya kita laksanakan. Tapi kalau yang butuh perencanaan akan kita konsultasikan dulu dengan konsultan,” katanya.
Menurut Ari, dampak yang dikeluhkan warga tidak seluruhnya akibat pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Seperti persoalan banjir.
“Dari kepala desa dan warga juga menyampaikan bahwa sebelum adanya (pembangunan) jalan tol memang sudah ada banjir. Cuma diharapkan setelah ada jalan tol ini bisa mengurangi banjir,” katanya.
Soal adanya keluhan warga terkait drainase yang tertutup akibat pembangunan ini, Ari membantahnya. Sebaliknya, kata dia, pembangunan jalan tol juga sekaligus membuat drainase yang terhubung dengan saluran air yang ada saat ini.
“Jadi nanti saluran air ini akan dibuang ke Sungai Sadang,” ujarnya.
Sedangkan terkait beberapa rumah warga yang retak akibat getaran dari pembangunan jalan tol tersebut, kata Ari sudah dilakukan inventarisir dan perbaikan.
“Kita inventarisir. Dan di beberapa tempat sudah kita lakukan perbaikan,” katanya.
Dalam waktu dekat Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi berencana meninjau lokasi pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Tujuannya untuk mengetahui seberapa parah dampak yang ditimbulkan dari pembangunan jalan tol tersebut. (*)
Seperti banjir, debu tanah merah hingga dinding dan lantai rumah yang retak akibat pembangunan jalan tol tersebut.
“Ada 15 rumah yang retak. Dindingnya retak, lantai juga retak,” kata Hasbiallah, salah seorang warga Desa Wanajaya, usai audiensi di Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi, Senin (7/1/2019).
Lelaki yang biasa disapa Oky ini mengatakan, kondisi tersebut sudah terjadi sejak beberapa waktu lalu. Oleh karena itu warga yang terdampak dari pembangunan jalan tersebut mengadu ke DPRD Kabupaten Bekasi.
Camat Cibitung Hasan Basri membenarkan ada enam RW yang terdampak banjir dari pembangunan tersebut. Warga, kata dia, mengeluh tidak adanya saluran air sehingga pemukiman terendam banjir.
“Warga juga berkeinginan ada perbaikan infrastruktur di lingkungannya. Seperti jalan dan saluran air. Cuma itu aja,” katanya.
Dari hasil audiensi antara warga dengan pengembang Jalan Tol Cibitung-Cilincing, kata Hasan, menghasilkan 16 poin.
“Intinya warga minta kompensasi perbaikan dan peningkatan jalan lah. Apalagi lingkungan mereka juga ada yang banjir. Jadi drainase juga diperbaiki,” katanya.
Sementara itu, Direktur Teknik PT Cibitung Tanjung Priok Tollway Port, Ari Sunaryono mengatakan, kesepakatan dari hasil audiensi akan ditindaklanjuti.
“Yang bisa kita laksanakan ya kita laksanakan. Tapi kalau yang butuh perencanaan akan kita konsultasikan dulu dengan konsultan,” katanya.
Menurut Ari, dampak yang dikeluhkan warga tidak seluruhnya akibat pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Seperti persoalan banjir.
“Dari kepala desa dan warga juga menyampaikan bahwa sebelum adanya (pembangunan) jalan tol memang sudah ada banjir. Cuma diharapkan setelah ada jalan tol ini bisa mengurangi banjir,” katanya.
Soal adanya keluhan warga terkait drainase yang tertutup akibat pembangunan ini, Ari membantahnya. Sebaliknya, kata dia, pembangunan jalan tol juga sekaligus membuat drainase yang terhubung dengan saluran air yang ada saat ini.
“Jadi nanti saluran air ini akan dibuang ke Sungai Sadang,” ujarnya.
Sedangkan terkait beberapa rumah warga yang retak akibat getaran dari pembangunan jalan tol tersebut, kata Ari sudah dilakukan inventarisir dan perbaikan.
“Kita inventarisir. Dan di beberapa tempat sudah kita lakukan perbaikan,” katanya.
Dalam waktu dekat Komisi III DPRD Kabupaten Bekasi berencana meninjau lokasi pembangunan Jalan Tol Cibitung-Cilincing. Tujuannya untuk mengetahui seberapa parah dampak yang ditimbulkan dari pembangunan jalan tol tersebut. (*)