Tampak sampah menumpuk di belakang kantor Kecamatan Tambun selatan |
Tempat pengelolaan, penghancuran dan pembakaran sampah di RT 01/01 milik Desa Tambun yang terletak persis di belakang kantor Kecamatan Tambun Selatan (Tamsel) bukan menjadi solusi yang baik bagi lingkungan warga setempat, justru malah sebaliknya.
Sebab, tumpukan sampah, kini membuat keresahan warga lantaran bau sampah yang tidak sedap menyengat hingga permukiman warga maupun pegawai kecamatan.
Dilingkungan pengolahan pun menjadi banyak lalat yang sebelumnya jarang ada, hingga merambah ke lingkungan kantor Kecamatan Tambun Selatan tersebut.
Seperti dikeluhkan Mariam, warga RT 06/03 Tambun, yang tinggal berdekatan dengan tempat pembakaran sampah milik Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tambun tersebut.
Dirinya merasa, pembakaran sampah yang dilakukan pihak pengelola dapat menimbilkan polusi udara, sehingga dilingkungan itu menjadi kurang baik.
Pantauan wartawan, dilokasi pengelolaan sampah Desa Tambun itu, ternyata berdekatan dengan SDN Tambun 02 pula, sehingga dikhawatirkan ke depan dapat mengganggu proses kegiatan belajar mengajar (KBM) di sekolah tersebut lantaran bau maupun polusi udara pembakarannya.
Saat dikonfirmasi, Jaut Sarja Winata Kepala Desa Tambun mengakui, pihaknya akan segera menanggulangi permasalahan sampah tersebut.
Bahkan disinggung apakah pihaknya akan memanggil pihak BUMDes, jawab Jaut, pihaknya sudah menegurnya (pengelola BUMDes Ceria Jaya Utama).
"Saya sudah perintahkan untuk segera membenahi pengelolaan sampah tersebut," ujar Jaut melalui pesan Whatsapp, Kamis (29/11).
Sementara itu, menurut Rinin yang mengurus sampah tersebut, dirinya mengatakan, sebelum dibakar sampah tersebut dipilah. Setelah itu langsung dimasukan ke tangki atau tungku pembakaran.
"Pembakaran seberat 2-4 kwintal itu dilakukan pada malam hari, sedangkan asap yang ke luar pada siang ini adalah sisa pembakaran semalam," tuturnya seraya menjelaskan, sisa pembakarannya dibuang ke lokasi tanah yang lebih rendah.
Soal sampah yang menumpuk, katadia, lantaran tidak ada yang mengoperasikan pembakaran, selama dua minggu.
"Operatornya tidak ada sejak dua minggu lalu, sehingga sampah menumpuk," jawab Rinin yang mengaku sebagai pengganti operator yang tidak masuk. (Yat/Fjr).